Jumat, 24 April 2020

Seni Rupa Dua Dimensi.

Karya seni rupa ada yang berdimensi dua dan berdimensi tiga. Karya seni rupa dua atau tiga dimensi dibedakan dari bagian karya yang diserap oleh mata. Seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang dibatasi dua sisi saja, yaitu sisi panjang dan lebar, sehingga tidak mempunyai ruang karena tidak mempunyai ketebalan. Ada berbagai aspek dalam karya seni rupa dua dimensi. Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk, bidang, warna disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu pada karya seni rupa dua dimensi tersebut.

Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa ada yang dibuat dengan pertimbangan utama untuk memenuhi fungsi praktis (applied art) atau karya seni terapan. Sebaliknya ada karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi praktisnya. Karya seni rupa dengan kategori ini disebut karya seni rupa murni yang umumnya digunakan sebagai elemen estetis untuk ”memperindah” ruangan atau tempat tertentu.

A. Pengelompokkan Karya Seni Dua Dimensi
1. Seni Rupa Dua Dimensi Murni (fine art)
Karya seni ini tidak memperhatikan unsur praktis atau unsur kegunaannya, akan tetapi hanya memperhatikan kreativitas dan ekspresi. Cabang-cabang seni rupa dua dimensi ini, diantaranya:
  • Seni Lukis Pada umumnya seni ini dibuat di atas kain kanvas dengan menggunakan akrilik atau cat minyak.
  • Seni Grafis Karya seni ini dantaranya dilakukan dengan menggunakan teknik sablon atau (cetak saring).
  • Kaligrafi Seni ini yaitu merupakan teknik menulis indah huruf arab yang dikembangkan dari khat, yaitu menulis petikan ayat Qur an atau Hadits.

2. Seni Rupa Dua Dimensi Terapan (aplicated art)
Karya seni ini dibuat untuk tujuan fungsionl atau untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis.
  • Batik, yaitu salah satu cara pembuatan bahan pakaian, dengan teknik pewarnaan menggunakan “malam”.
  • Anyaman, yaitu dibuat dengan menumpangtindihkan atau menyilangkan rautan bahan dari tumbuhan menjadi kerajinan anyaman.
  • Desain grafis, yaitu bentuk komunikasi visual dengan menggunakan gambar, untuk kepentingan seni terapan (aplicated art) di samping fine art.

B. Unsur dan Obyek Karya Seni RupaDalam sebuah karya seni rupa, unsur fisik dapat secara langsung dilihat dan atau diraba sedangkan unsur non fisik adalah prinsip atau kaidah-kaidah umum yang digunakan untuk menempatkan unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni.

1. Unsur Fisik
  • Garis (line). Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya.
  • Raut (Bidang dan Bentuk). Rautg merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu objek. Istilah ”bidang” umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda yang cenderung pipih atau datar sedangkan ”bangun” atau ”bentuk” lebih menunjukkan kepada wujud benda yang memiliki volume (mass).
  • Ruang. Unsur ruang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi dari obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi kesan ruang dapat dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya seperti perbedaan intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu (khayal)
  • Tekstur. Tekstur/barik adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu permukaan karya seni rupa. Tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek yang timbul pada suatu bidang karena pengolahan unsur garis, warna, ruang, dan terang-gelap.
  • Gelap-Terang. Unsur gelap terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada warna (value) yang berbeda. Bagian yang terkena cahaya akan lebih terang dan bagian yang kurang atau terkena cahaya akan tampak lebih gelap
  • Warna. Menurut teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru. Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik penggunaan warna, yaitu secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik.

Kombinasi warna harmonis yaitu kombinasi antara warna-warna yang serumpun, yang letaknya berdekatan dalam lingkaran warna. Misalnya hijau tua dengan hijau muda. Kombinasi ini pun dinamakan sebagai monogramatik karena terjadi pada warna yang sama tetapi dengan intensitas yang berbeda. Warna monogram dapat diperoleh dengan menambahkan hitam atau putih secara teratur.

Teknik heraldis adalah penggunaan warna untuk keperluan perlambangan. Contohnya warna merah untuk menyatakan keberanian, kegembiraan, dan gairah yang membaca, putih melambangkan kesucian dan kesetiaan, hijau untuk melembangkan pertumbuhan dan kesejukan.

Dalam pewarnaan sebuah karya seni dikenal juga istilah polikromatik dan monokromatik. Pewarnaan atau penggunaan secara monokromatik menunjukkan kecenderungan penggunaan satu jenis warna. Perbedaan untuk menunjukkan efek kedalaman dalam pewarnaan secara monokromatik umumnya dilakukan dengan mengurangi atau menambahkan intensitas warna tersebut. Sedangkan polikromatik menunjukkan penggunaan lebih dari satu jenis warna. Dengan kata lain polikromatik merupakan kebalikan dari monokromatik.

2. Unsur Non FisikPenataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa menggunakan kaidah atau aturan baku ini disebut komposisi, berasal dari bahasa latin compositio yang artinya menyusun atau menggabungkan menjadi satu. Komposisi dapat mencakup beberapa prinsip penataan seperti:
  • Kesatuan (unity), dalam karya seni rupa menunjukkan keterpaduan berbagai unsur (fisik dan non fisik) dengan karakter yang berbeda dalam sebuah karya. Unsur yang berpadu dan saling mangisi akan mendukung terwujudnya karya seni yang indah. Prinsip komposisi ini sering pula ditunjukkan dengan penataan berbagai objek yang terdapat dalam sebuah karya seni.
  • Keseimbangan (balance), adalah penyusunan unsur-unsur yang berbeda atau berlawanan tetapi memiliki keterpaduan dan saling mengisi atau menyeimbangkan. Keseimbangan ini ada yang simetris, yaitu menunjukkan atau menggambarkan beberapa unsur yang sama diletakkan dalam susunan yang sama (kiri-kanan, atas-bawah, dll.) dan ada pula yang asimetris yaitu penyusunan unsurnya tidak ditempatkan secara sama namun tetap menunjukkan kesan keseimbangan
  • Irama (rhythm) tidak hanya dikenal dalam seni musik. Dalam seni rupa, irama merupakan kesan gerak yang timbul dari penyusunan atau perpaduan unsurunsur seni dalam sebuah komposisi. Kesan gerak dalam irama tersebut dapat bersifat harmoni dan kontras, pengulangan (repetisi) atau variasi

C. Medium, Bahan, dan Teknik
1. Medium dan Bahan Karya Seni Rupa
Bahan berkarya seni rupa adalah material habis pakai yang digunakan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut. Ada bahan yang berfungsi sebagai bahan utama (medium) dan ada pula sebagai bahan penunjang. Ketika membuat karya lukisan kanvas dan cat sebagai bahan utamanya serta kayu dan paku sebagai bahan penunjang.

Bahan untuk berkarya seni rupa dapat dikategorikan menjadi bahan alami dan bahan sintetis. Bahan baku alami adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam. Bahan-bahan ini dapat digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Bahan baku olahan adalah bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses pabriksasi atau industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter khusus. Berdasarkan sifat materialnya, bahan berkarya seni rupa ini dapat juga dikategorikan ke dalam bahan keras dan bahan lunak, bahan cair dan bahan padat dan sebagainya.

2. Alat Berkarya Seni Rupa
Beberapa karya seni rupa memiliki peralatan khusus yang tidak dipergunakan pada jenis karya lainnya. Tetapi ada juga alat atau bahan yang dipergunakan hampir disemua proses berkarya seni rupa. Alat-alat tulis (gambar) misalnya, adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan hampir seluruh jenis karya seni rupa, terutama saat membuat rancangan karya seni tersebut. Beberapa alat yang digunakan dalam senirupa antara lain :
  • Pensil, yaitu alat yang biasanya diunakan untuk membuat sketsa.
  • Konte, yaitu sejenis pensil yang berwarna pekat dan lunak.
  • Pastel dan krayon, yaitu biasnya digunakan untuk mengarsil. Pastel dan krayon merupakan bahan yang sejenis, akan tetapi pastel lebih banyak kandungan kapurnya.
  • Drawing pen; yaitu sejenis bol poin dengan tinta berwarna tajam.
  • Spidol, biasanya dibuat dengan berbagai warna dan ukuran.
  • Cat air (water colour), yaitu bahan cair yang digunakan untuk melukis pada kertras.
  • Tinta bak atau tinta Cina, yang berwarna sangat pekat, dan biasanya tersedia dalam bentuk cair dan bentuk batangan.
  • Cat minyak (acrylic), biasanya tersedia berbagai wana untuk melukis di atas kain kanvas.
  • Kain kanvas, yaitu media untuk melukis dengan bahan acrylic.
  • Kuas, yaitu alat untuk menggoreskan cat air atau cat minyak pada kain kanvas.
  • Palet, yaitu bidang datar untuk mengaduk cat. Untuk cat cair dibuat dari plastik, sedangkan untuk cat minyak dibuat dari kayu.
  • Komputer, untuk kepentingan berkarya dengan teknik digital.

Karena kemajuan teknologi, saat ini semua fungsi alat yang dipergunakan dalam berkarya seni rupa relatif dapat dilakukan oleh komputer. Walaupun demikian perlu disadari betul bahwa komputer hanyalah alat bantu. Karya seni bagaimanapun juga membutuhkan kepekaan rasa yang sulit dihasilkan oleh program komputer. Kepekaan rasa adalah kompetensi unik dan khas yang hanya dimilki manusia, berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.

3. Teknik Berkarya Seni RupaDalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dibutuhkan keterampilan teknis menggunakan alat dan mengolah bahan untuk mewujudkan objek pada bidang garap. Sebagai contoh, untuk mewujudkan sebuah objek dalam karya lukisan, seorang perupa atau seniman lukis dituntut menguasai keterampilan teknis menggunakan alat (kuas) dan mengolah bahan (cat) pada kanvas (medium). Seorang pematung dituntut menguasai keterampilan teknis menggunakan alat memahat dan mengolah bahan kayu untuk mewujudkan karya seni patung.

Untuk menggambar atau melukis digunakan teknik garis (linier), aquarel, pointilis, plakat, arsir atau dussel.
  • Teknik Pointilis. Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek.
  • Teknik Dussel (Gosok). Teknik dussel adalah teknik menggambar dengan caa menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang bisa digunakan, antara lain pensil, krayon, dan konte.
  • Teknik Siluet (Blok). Teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga menimbulkan kesan balok.
  • Teknik Arsir. Teknik asir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang, gradasi, atau kesan dimensi.
  • Teknik Aquarel (Sapuan Basah). Teknik aquarel dapat menggunakan bahan dengan campuran air di kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak.

Untuk grafis digunakan teknik cetak saring (sablon). Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak. Cara pembuatanya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Biasanya satu layar digunakan untuk satu warna.

Untuk seni batik menggunakan teknik tulis, teknik celup ikat, teknik cap, dan teknik colet.
  • Teknik Canting Tulis, adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Canting terbuat dari tembaga ringan yang berbentuk seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan mala/ lilin pada pola. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis sepeti ini disebut teknik membatik tradisional.
  • Teknik Celup Ikat, merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Bagian kain yang diikat tidak akan terkena bahan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna kemudian ikatan dibuka maka bagian yang diikat tidak berwarna. Bagian tersebut tetap berwarna putih. Motif inilah yang disebut motif dalam bentuk negatif atau klise.
  • Teknik Printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunakan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau pelat berisi gambar yanng agak menonjol. Permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan ke dalam cairan malam (lilin batik). Selanjutnya canting cap dicapkan pada kain/mori. Canting cap akan meninggalkan motif. Motif inilah yanng disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih cepat. Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
  • Teknik Colet, yaitu motif batik yang dihasilkan dengan teknik colet tidak berupa klise. Teknik colet disebut juga teknik lukis, yaitu cara mewarnai pola batik dengan mengoleskan cat atau pewarna pada kain jenis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau dengan kuas.

D. Proses Berkarya Seni RupaPembuatan karya seni rupa dua dimensi dilakukan melalui sebuah proses secara bertahap. Tahapan dalam berkarya seni rupa dua dimensi ini dimulai dari adanya motivasi untuk berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri perupanya. Benda-benda kecil atau hal-hal sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari dapat menjadi ide untuk berkarya seni rupa dua dimensi. Cobalah perhatikan benda-benda dan peristiwa sehari-hari di sekitar kalian kemudian kembangkan hasil pengamatan kalian menjadi gagasan berkarya seni rupa. Pilihlah bahan, media, alat dan teknik yang kalian kuasai atau ingin kalian coba dan mulailah berkreasi menciptakan karya seni rupa.