Sistem Exhaust Gas Recirculation (EGR) sebenarnya sudah lama diperkenalkan pada mesin mobil. Seiring dengan kebutuhan industri otomotif untuk menciptakan kendaraan dengan kadar emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan, maka sistem EGR kini sudah marak diaplikasikan pada setiap mesin-mesin mobil, baik mobil dengan mesin bensin ataupun pada mobil dengan mesin diesel.
Sesuai namanya, Exhaust Gas Recirculation (EGR) adalah sebuah sistem yang mengatur sebagian gas buang yang keluar dari exhaust manifold untuk disirkulasikan kembali ke dalam intake manifold. Jadi, sebagian gas buang sisa hasil pembakaran di mesin akan dimasukkan kembali melalui intake manifold untuk digunakan kembali sebagai kontrol terhadap kandungan emisi yang ada dalam gas buang.
Lantas apa sih fungsi EGR ini? Dan mengapa sebagian gas buang harus disirkulasikan kembali ke dalam intake manifold? Nah, pada artikel kali ini, ombro akan berbagi teori otomotif tentang Fungsi Exhaust Gas Recirculation (EGR) dan cara kerjanya pada mobil. Simak infonya dibawah berikut ini...
Fungsi EGR pada mesin mobil adalah untuk mengurangi pembentukan gas NOx pada gas buang hasil sisa pembakaran mesin dengan cara mensirkulasikan sejumlah kecil gas buang untuk kembali masuk ke dalam ruang bakar melalui intake manifold.
Banyaknya jumlah gas buang yang disirkulasikan masuk kembali ke dalam intake manifold sangat bergantung dari jenis mesin yang digunakan, apakah mesin bensin atau mesin diesel. Namun umumnya tidak lebih dari 20% karena sisa gas buang ini dapat berdampak pada tenaga mesin yang dihasilkan di ruang bakar.
Gas NOx ini merupakan gas beracun yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan manusia serta dapat memicu munculnya hujan asam. Gas NOx merupakan hasil produksi dari hasil pembakaran antara NO (Nitrogen) dengan O2 (Oksigen) pada temperatur tinggi di dalam ruang bakar mesin.
Oleh karena itu, diperlukanlah sistem pada mesin yang dapat digunakan untuk mengurangi kandungan gas NOx yang tercipta dari hasil pembakaran mesin yaitu sistem Exhaust Gas Recirculation (EGR). Dengan adanya sistem EGR yang terpasang pada mesin mobil ini, maka kandungan NOx yang keluar bersama gas buang sisa hasil pembakaran bisa diminimalisir sehingga sisa gas buang yang keluar dari knalpot mobil bisa lebih ramah lingkungan.
Baca juga :
Secara umum, gas buang yang keluar dari ruang bakar akan mengalir melalui exhaust manifold untuk diteruskan hingga keluar dari knalpot mobil. Sebagian gas buang yang mengalir pada exhaust manifold ini, sebagian di sirkulasikan kembali melalui sebuah saluran yang dipasang diantara saluran exhaust dan intake manifold.
Untuk mencegah timbulnya masalah pada mesin mobil akibat adanya aliran kembali gas buang yang masuk melalui intake manifold seperti misalnya, putaran idling yang tidak stabil, terjadinya penurunan tenaga mesin, hingga knocking. Maka, jumlah gas buang yang mengalir pada saluran EGR ini harus dikontrol dan diatur dengan menggunakan sebuah katup (valve) yang dikenal dengan sebutan EGR Valve.
EGR Valve secara langsung di atur oleh Engine Control Unit. sedangkan untuk mengaur gerak EGR valve ini, ada EGR sistem yang menggunakan solenoid dengan sistem udara vakum, dan ada pula EGR yang bekerja dengan menggunakan sistem motor listrik yang bekerja secara elektrik.
Saat mesin pada posisi idling, EGR Valve secara normal akan tertutup sehingga tidak ada gas buang yang dialirkan kedalam intake manifold.
Ketika temperatur kerja mesin sudah mulai panas dan beban kerja mesin sudah meningkat, maka EGR Valve akan terbuka berdasarkan perintah dari ECU sehingga volume aliran gas buang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mesin.
Masuknya aliran gas buang dalam jumlah yang terkontrol ke dalam intake manifold ini, diperhitungkan akan memberikan efek menurunkan temperatur dan suhu di dalam ruang bakar sehingga hal ini dapat mengurangi pembentukan gas NOx. Dengan begitu,kadar NOx yang terkandung dalam gas buang menjadi berkurang sehingga asap gas buang kendaraan menjadi lebih ramah lingkungan.
Demikianlah artikel tentang Fungsi Exhaust Gas Recirculation (EGR) dan cara kerjanya pada mobil yang bisa ombro sampaikan. Semoga bisa bermanfaat.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif
Sesuai namanya, Exhaust Gas Recirculation (EGR) adalah sebuah sistem yang mengatur sebagian gas buang yang keluar dari exhaust manifold untuk disirkulasikan kembali ke dalam intake manifold. Jadi, sebagian gas buang sisa hasil pembakaran di mesin akan dimasukkan kembali melalui intake manifold untuk digunakan kembali sebagai kontrol terhadap kandungan emisi yang ada dalam gas buang.
Lantas apa sih fungsi EGR ini? Dan mengapa sebagian gas buang harus disirkulasikan kembali ke dalam intake manifold? Nah, pada artikel kali ini, ombro akan berbagi teori otomotif tentang Fungsi Exhaust Gas Recirculation (EGR) dan cara kerjanya pada mobil. Simak infonya dibawah berikut ini...
Fungsi Exhaust Gas Recirculation (EGR)
Fungsi EGR pada mesin mobil adalah untuk mengurangi pembentukan gas NOx pada gas buang hasil sisa pembakaran mesin dengan cara mensirkulasikan sejumlah kecil gas buang untuk kembali masuk ke dalam ruang bakar melalui intake manifold.
Banyaknya jumlah gas buang yang disirkulasikan masuk kembali ke dalam intake manifold sangat bergantung dari jenis mesin yang digunakan, apakah mesin bensin atau mesin diesel. Namun umumnya tidak lebih dari 20% karena sisa gas buang ini dapat berdampak pada tenaga mesin yang dihasilkan di ruang bakar.
Gas NOx ini merupakan gas beracun yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan manusia serta dapat memicu munculnya hujan asam. Gas NOx merupakan hasil produksi dari hasil pembakaran antara NO (Nitrogen) dengan O2 (Oksigen) pada temperatur tinggi di dalam ruang bakar mesin.
Oleh karena itu, diperlukanlah sistem pada mesin yang dapat digunakan untuk mengurangi kandungan gas NOx yang tercipta dari hasil pembakaran mesin yaitu sistem Exhaust Gas Recirculation (EGR). Dengan adanya sistem EGR yang terpasang pada mesin mobil ini, maka kandungan NOx yang keluar bersama gas buang sisa hasil pembakaran bisa diminimalisir sehingga sisa gas buang yang keluar dari knalpot mobil bisa lebih ramah lingkungan.
Baca juga :
- Mengenal Common Rail System mesin diesel
- Penyebab RPM naik turun pada mobil injeksi
- Komponen pengapian Direct Ignition System (DIS)
Cara kerja Exhaust Gas Recirculation (EGR)
Secara umum, gas buang yang keluar dari ruang bakar akan mengalir melalui exhaust manifold untuk diteruskan hingga keluar dari knalpot mobil. Sebagian gas buang yang mengalir pada exhaust manifold ini, sebagian di sirkulasikan kembali melalui sebuah saluran yang dipasang diantara saluran exhaust dan intake manifold.
Untuk mencegah timbulnya masalah pada mesin mobil akibat adanya aliran kembali gas buang yang masuk melalui intake manifold seperti misalnya, putaran idling yang tidak stabil, terjadinya penurunan tenaga mesin, hingga knocking. Maka, jumlah gas buang yang mengalir pada saluran EGR ini harus dikontrol dan diatur dengan menggunakan sebuah katup (valve) yang dikenal dengan sebutan EGR Valve.
EGR Valve secara langsung di atur oleh Engine Control Unit. sedangkan untuk mengaur gerak EGR valve ini, ada EGR sistem yang menggunakan solenoid dengan sistem udara vakum, dan ada pula EGR yang bekerja dengan menggunakan sistem motor listrik yang bekerja secara elektrik.
Saat mesin pada posisi idling, EGR Valve secara normal akan tertutup sehingga tidak ada gas buang yang dialirkan kedalam intake manifold.
Ketika temperatur kerja mesin sudah mulai panas dan beban kerja mesin sudah meningkat, maka EGR Valve akan terbuka berdasarkan perintah dari ECU sehingga volume aliran gas buang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mesin.
Masuknya aliran gas buang dalam jumlah yang terkontrol ke dalam intake manifold ini, diperhitungkan akan memberikan efek menurunkan temperatur dan suhu di dalam ruang bakar sehingga hal ini dapat mengurangi pembentukan gas NOx. Dengan begitu,kadar NOx yang terkandung dalam gas buang menjadi berkurang sehingga asap gas buang kendaraan menjadi lebih ramah lingkungan.
Demikianlah artikel tentang Fungsi Exhaust Gas Recirculation (EGR) dan cara kerjanya pada mobil yang bisa ombro sampaikan. Semoga bisa bermanfaat.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif